Jumat, 08 Januari 2016

Analisis Tes Grafis & WARTEGG? Gini lhoooooooooo

BAB I
PENDAHULUAN

A.    IDENTITAS
1. Identitas Subjek
Inisial                             : EO
Jenis kelamin                 : Perempuan
Tempat, tanggal lahir     : Palu, 26 Oktober 1995
Usia                               : 18 tahun
Pendidikan                    : SMA
Pekerjaan                       : Mahasiswa semester 1, Fakultas Psikologi,    Universitas Sanata Dharma
Urutan kelahiran            : Anak ke-2 dari 2 bersaudara
Status Pernikahan          : Belum menikah
Agama                           : Kristen

2. Identitas Orang Tua
Keterangan
Orang Tua
Ayah
Ibu
Inisial
ATP
KM
Usia
49
45
Pendidikan
SMA
SMA
Pekerjaan
Wiraswasta
Wiraswasta
Status Pernikahan
Menikah
Menikah
Agama
Kristen
Kristen

3. Identitas Saudara
Keterangan
Urutan Kelahiran

Anak pertama
Inisial
MAP
Usia
22
Pendidikan
S1
Pekerjaan
Mahasiswa
Status Perkawinan
Belum Menikah
Agama
Kristen

B.     PELAKSANAAN ASESMEN
No.
Hari/Tanggal
Tempat
Kegiatan
1.
9 Oktober 2013
Lab. Psikologi, Fakultas Psikologi, USD
Wawancara dan observasi
2.
25 Oktober 2013
Ruang K.302
Pelaksanaan tes grafis
3.
25 Oktober 2013
Ruang K.302
Pelaksanaan tes wartegg

C.    LATAR BELAKANG
Masalah yang menjadi hambatan subjek saat ini adalah banyaknya tugas perkuliahan. Hal ini membuat subjek memiliki banyak beban pikiran dan juga membuat subjek susah tidur. Akan tetapi walaupun menjadi beban pikiran, ternyata subjek memiliki harapan yang besar untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Subjek menilai dirinya sebagai orang yang pendiam. Subjek juga menyadari bahwa perilakunya bisa berubah jika dihadapkan pada situasi tertentu. Subjek tidak menyukai hal yang berbelit-belit, “Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak”. Pandangan orang lain terhadap subjek yaitu subjek dinilai sebagai orang yang pemalu, asyik, dan tidak sombong. Subjek juga dinilai tidak memilih dalam berteman. Di sisi lain, subjek memiliki kelebihan dalam menggambar dan juga kemampuan untuk mengatur keuangan. Sedangkan kekurangan yang dimiliki subjek yaitu pelupa. Menurut subjek, dirinya memiliki ciri khas mempunyai tahi lalat di sekitar wajahnya. Menurut subjek, hal inilah yang membedakan subjek dengan orang lain. Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang psikolog yang sukses, membahagiakan semua orang, dan memiliki jodoh yang takut akan Tuhan. Subjek memiliki motto dalam hidupnya yaitu “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda, tetapi jadilah teladan bagi orang-orang. Percaya dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,dalam kesucianmu, dan dalam kesetiaanmu.”
Dalam bidang akademik subjek sempat mendapat ranking 6 pada saat kelas 6 SD. Saat kelulusan SD, subjek mendapatkan juara umum pertama. Menginjak bangku SMP subjek mendapat ranking 4 di kelas 2 dan 3 SMP. Selain itu, prestasi subjek pada saat SMP yaitu juara 1 lomba Palang Merah Remaja dan juga juara 2 lomba paduan suara antar SMP se-kota Palu. Di bangku SMA  prestasi subjek cenderung biasa saja. Subjek juga pernah mengikuti tes inteligensi, akan tetapi subjek lupa akan hasil yang diperolehnya. Pada saat ini subjek sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta. Subjek memilih jurusan Psikologi. Alasan subjek memilih jurusan tersebut, karena subjek menyukai dan memang bercita-cita menjadi seorang psikolog.  Dalam menjalani pendidikan di perguruan tinggi subjek menyukai mata kuliah psikologi komunikasi dan biopsikologi. Alasannya karena subjek memang menyukai kedua mata kuliah tersebut dan ditambah lagi dengan kepribadian dosen yang ramah. Sedangkan subjek mengalami kesulitan pada mata kuliah statistika. Pada mata kuliah ini, subjek menyadari bahwa dirinya tidak menyukai dosen yang bersangkutan. Subjek juga mengalami kesulitan ketika dirinya merasa mengantuk.
Di dalam mengawali mengerjakan tugas, subjek sering membuat rencana terlebih dahulu. Subjek juga mampu bekerja di bawah tekanan. Daya tahan kerja subjek juga cenderung baik. Di dalam menyelesaikan sebuah masalah, subjek sering berfikir terlebih dahulu dan kemudian tidur. Subjek baru memulai memikirkan lagi ketika terbangun. 
Subjek memiliki anggota keluarga yang masih lengkap. Hubungan subjek dengan keluarganya sangatlah dekat. Peran subjek di dalam keluarganya cukup aktif. Subjek menjalin relasi paling dekat dengan neneknya. Alasan subjek karena sejak masih kecil, subjek tinggal bersama neneknya, dan jauh dari mama, papa, dan kakaknya. Sehingga menurut subjek, neneknya lebih bisa mengerti keadaan subjek. Subjek memiliki anggapan bahwa ayahnya adalah orang yang peduli. Subjek juga menilai ibunya sebagai orang yang luar biasa dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Menurut subjek, ibunya adalah orang yang sangat spesial dan pengertian terhadap subjek. Sedangkan menurut subjek, kakak subjek adalah orang yang cerewet, suka mengatur, tetapi sangat perhatian. Subjek memiliki pengalaman yang unik bersama dengan keluarganya ketika berkumpul lagi di kota Manado,  dan saling bercerita tentang masa kecil yang membuat tertawa bersama. Harapan subjek terhadap keluarganya adalah bisa bersatu kembali.   
Dalam berelasi dengan orang lain, subjek menilai temannya baik, perhatian, rame, lucu, dan asik. Tetapi terkadang subjek merasa bahwa temannya sering moody. Subjek menjalin relasi yang dekat dengan Chia, Ibon, Ines, Tya, Melky, dan Edwin. Subjek juga merasa bahwa teman-temannya tersebut nyambung dan nyaman. Subjek juga menambahkan bahwa Chia adalah teman subjek saat kecil, sedangkan Edwin adalah mantan pacar subjek yang paling dekat. Menurut subjek masalah yang sering dialami subjek pada saat berelasi dengan orang lain adalah miss understanding atau kesalahpahaman. Subjek menyelesaikan masalah tersebut dengan cara langsung diajak berbicara baik-baik dan menjelaskan secara perlahan. Subjek menambahkan walaupun bersalah ataupun tidak bersalah subjek tetap meminta maaf kepada temannya. Menurut subjek, cara paling efektif menjaga hubungannya dengan orang lain adalah tidak boleh lost contact.   
Relasi subjek dengan lawan jenis cukup baik. Selain itu, subjek juga mengikuti kegiatan komunitas mahasiswa kristen Sulawesi. Subjek merasa bahwa relasi dengan orang lain sangat perlu untuk dilakukan.

D.    OBSERVASI UMUM
1.      Tampilan Fisik
Pada saat wawancara, subjek terlihat mengenakan celana jeans berwarna abu-abu, baju berwarna orange, dan blazer berwarna hitam. Subjek juga terlihat mengenakan jam tangan di tangan kirinya, tas ransel berwarna coklat, dan sepatu berwarna coklat. Subjek terlihat lelah setelah menjalani perkuliahan di hari itu. Subjek juga menjelaskan kepada tester bahwa hari itu dirinya melewati hari yang cukup panjang karena kuliah dari pagi sampai dengan pukul 16.00 sore.

2.    Tampilan Psikologis
Pada saat wawancara berlangsung, subjek terlihat cukup antusias dan bersemangat terhadap beberapa pertanyaan tester. Hal ini dapat dilihat dari pandangan mata subjek yang tidak mudah teralihkan oleh gangguan dari luar. Subjek juga terlihat cukup nyaman dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tester. Hal ini terlihat dari cara berbicara yang jelas dan lantang, dan juga selalu memberikan penjelasan dari setiap argumen yang dikatakannya.



BAB II
HASIL TES GRAFIS
A.    BAUM
1.      Tabel Hasil Tes
ASPEK GAMBAR
DESKRIPSI
INDIKASI
A.    KESAN UMUM
1.      Kualitas garis
Tebal-tipis
Inkonsistensi
2.      Lokasi / posisi gambar
Cenderung di tengah





-    Mudah mengadaptasi hal-hal yang nyata.
-    Adanya kesadaran individual, obyektif.
-    Mendasarkan pada hal empiris.
3.      Ukuran gambar
Besar
Percaya diri
4.      Penyelesaian
Penekanan pada batang.



Banyak terdapat bunga pada bagian mahkota.

Terdapat banyak bunga dan daun berjatuhan.

-  Tertarik pada hal-hal yang nyata.
-  Perasaan / emosinya mudah bergerak.
-  Sensitif.
-  Ingin diperhatikan.
-  Superego berkuasa.
-  Penuh ide-ide
-  Fantasi
-  Inteligensi dan cita-cita baik tapi kurang efektif.

5.      Lain-lain
·      Urutan menggambar

·      Kebersihan


·      Kerapian

Batang, akar, daun.


Gambar bersih



Gambar rapi


-     Normal


-     Mantap dalam melakukan sesuatu, tidak ragu-ragu.
-   Pengendalian diri baik.
B.     Bagian
1.      Akar
Tidak digambar
-    Normal.
2.      Stembasis
Kiri dan kanan lebar
-    Hambatan dalam perkembangan.
-    Kesukaran belajar.
-    Pelan tapi pasti.
3.      Batang
-       Menonjol






-       Batang berbelok-belok.



-       Shadow kanan dan kiri.
-    Trauma atau kesukaran yang diraskaan benar-benar.
-    Biasanya sesudah sakit atau kecelakaan berat.
-    Dinamis.
-    Berpegang teguh pada prinsip.
-    Mempunyai sifat malu-malu.
-    Mudah melamun.
-    Cenderung introvert.
-    Ingin mengeluarkan perasaan.
-    Kemampuan kontak baik.
-    Penyesuaian diri baik.
4.      Dahan
-       Dahan yang tersebar.
-    Mempunyai kemampuan mensinkronisasikan masa lalu dengan masa yang akan datang.
-    Mudah menyesuaikan diri pada lingkungan.
5.      Mahkota
-       Daun yang nyata. Daun baik (positif)



-       Digambar bunga-bunga.
-    Berbakat dekoratif.
-    Senang hal yang lahiriah.
-    Butuh pengakuan (menarik perhatian orang).
-    Narsisme.
-    Mengagumi diri sendiri.
-    Ingin pengakuan.
6.      Objek tambahan
-     Digambar rumput.

-     Daun berguguran.
-    Kurang percaya diri.
-    Tergantung.
-    Sifat putus asa dan depresif.
-    Mudah tersinggung.
-    Kurang tabah.

2.      Hasil Observasi BAUM
Tes dilakukan pada hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 pukul 15.40 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Subjek mulai menggambar batang terlebih dahulu, dan terakhir daun. Subjek juga terlihat sangat cepat dalam menyelesaikan gambarnya. Subjek melakukan pengulangan garis ketika menggambar bagian batang pohonnya. Selain itu, ketika menggambar pohon subjek tidak meminta penghapus kepada tester. Subjek kembali melakukan pengulangan garis ketika menggambar bagian ranting dari pohonnya. Dalam menggambar pohon, subjek terlihat cukup tekun. Hal ini dapat dilihat dari ketahanan subjek untuk menyelesaikan gambarnya tanpa berhenti. Subjek menyelesaikan gambarnya dalam waktu sekitar 20 menit.



3.      Kesimpulan tes BAUM
Berdasarkan hasil tes, subjek diduga memiliki tingkat intelektualitas yang baik. Subjek diduga mampu untuk mengadaptasi hal-hal yang nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif. Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang efektif.  Kelebihan lain yang mungkin dimiliki subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh pada kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Selain itu, subjek juga memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego yang dimiliki subjek.   
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Selain itu, subjek juga diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma. Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk tergantung pada orang lain, mudah tersinggung, dan mengagumi diri sendiri.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga mudah terpengaruh. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun.



B.     DAP
1.      Tabel Hasil Tes
ASPEK GAMBAR
DESKRIPSI
INDIKASI
A.    KESAN UMUM
1.      Kualitas garis
Sedang
-     Normal
2.      Jenis kelamin
Perempuan, sama dengan subjek
-     Normal
3.      Ukuran gambar
Sedang
-     Normal
4.      Lokasi gambar
Bawah – kiri
-     Berpikir pada hal-hal konkret.
-     Depresif.
-     Orientasi masa lalu.
5.      Penekanan gambar
Rambut dan baju
-     Ingin menonjolkan diri.
-     Infantil dan kemunduran dorongan seksual.
-     Kompulsif.
6.      Lain-lain
·      Kerapian
·      Kebersihan


·      Usia


·      Gambar secara keseluruhan

Rapi
Sedikit kotor, ada bekas hapusan gambar sebelumnya.
Sama dengan usia subjek.

Gambar tidak lengkap.

Pengendalian diri baik
-     Ragu-ragu
-     Kurang percaya diri

Orientasi saat ini.


-       Depresif.
-       Tidak mengakui kenyataan.
B.     BAGIAN
1.      Kepala
Kepala digambar proporsional
Normal
2.      Mata
Tidak melihat
-     Kekanak-kanakan.
-     Tergantung.
-     Biasa untuk anak-anak yang masih muda.
3.      Dagu
Terdapat penekanan
-  Ketergantungan pada jenis lain.
-  Menganggap kelamin lain lebih kuat.
4.      Telinga
Tidak digambar
-    Normal
5.      Hidung
Hidung terputus
-    Melankolia involusional.
6.      Mulut
Terbuka
-     Cenderung oral erotis.
-     Cenderung dependen.
7.      Rambut
Ditekankan
-     Infantil dan kemunduran dorongan seks.
-     Sensualitas kebutuhan seksualitas.
8.      Alis
Tebal
-     Tidak terhambat
-     Wajar
9.      Tubuh
Ditutupi pakaian
-     Simbol dari individu yang ditunjukkan keluar.
10.  Leher
Menghilangkan pangkal leher
-     Sering membiarkan dorongan-dorangan dengan kontrol yang tidak cermat.
11.  Bahu
Pundak sering dihapus dan diulang
-     Kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya.

12.  Lengan
Lengan yang sangat panjang
-     Ambisi dan mencari kompensasi dari perasaan tidak pasti.
13.  Tangan dan jari
Tidak digambar
-     Kesukaran dalam hubungan interpersonal.
14.  Paha
Tidak digambar
-    Perasaan tertekan & tergantung yang bersifat patologis.
-    Tidak mampu.
-    Kesulitan dalam menanggapi adanya dorongan seksual.
15.  Kaki
Kaki yang dihilangkan
-     Perasaan tidak mampu.
-     Sakit-sakitan.
-     Tertekan.
16.  Objek tambahan
Rambut dan kepala ditekankan.

Digambar kalung salib.
-    Super ego mendominasi.
-    Butuh pengakuan.
-    Melambangkan religiusitas.

2.      Hasil Observasi DAP
Tes dilakukan hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 pukul 16.05 WIB hingga pukul 16.23 WIB. Subjek mulai menggambar dari badan, bahu, lengan, dan kemudian kepala. Subjek tidak menggambarkan tangan, jari, dan bagian kaki. Subjek menggunakan penghapus yang disediakan tester di depan subjek. Subjek menghapus pada bagian bahu dan lengan berulang kali. Pada bagian badan, subjek memberikan penekanan pada motif baju yang digambarnya. Subjek sangat menikmati aktivitas menggambar tersebut dan tidak banyak bertanya ketika diberikan instruksi tes. Subjek menggambar dalam waktu sekitar 15 menit.

3.      Kesimpulan tes DAP
Berdasarkan hasil tes, subjek diduga merupakan seorang yang berpikir pada hal-hal konkret. Subjek juga diduga memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga memiliki pengendalian diri yang baik dan berorientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan untuk tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek diduga memiliki bakat dekoratif yang baik. Di sisi lain, subjek memiliki kecenderungan didominasi oleh superego. Hal ini diduga berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik.    
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga adalah seorang yang cenderung depresif. Ada dugaan bahwa subjek sering merasa tertekan dalam menjalani aktivitasnya. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam dalam kondisi emosionalnya.
Dalam berhubungan dengan orang lain subjek diduga memiliki kecenderungan untuk dependen atau bergantung pada orang lain. Hal ini diduga menyebabkan subjek kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya sendiri. Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Hal ini nampak dari kecenderungan subjek untuk bersikap narsistik atau mengagumi diri sendiri ketika berhubungan dengan orang lain. 




C.    HTP
1.      Tabel Hasil Tes
ASPEK GAMBAR
DESKRIPSI
INDIKASI
A.    KESAN UMUM
1.      Kualitas garis
Sedang
Normal
2.      Ukuran gambar
Penuh
-  Mendominasi.
3.      Proporsi
Proporsional
-     Kecerdasan baik.
-     Emosi dan peranan dalam keluarga baik.
4.      Komposisi
Baik
-     Harmonisasi dalam keluarga baik.
5.      Lain-lain
·      Posisi





·      Penyelesaian


·      Hal-hal yang menonjol

Orang cenderung bersantai di halaman rumah, lebih dekat dengan pohon.


Rumah dan pohon digambar dengan baik.

Orang berada di luar pagar.

-       Kecenderungan menyibukkan diri diluar keluarganya.
-       Hubungan lebih dekat dengan figur ayah.
-     Menganggap peran ibu dan ayah baik.

Merasa ditolak oleh keluarganya.

B.     BAGIAN
1.      Gambar rumah
-   Bagus & detail




-   Pagar tertutup
-   Jendela dan pintu tertutup
-   Jumlah satu
-      Ibu berperan dengan baik.
-      Persepsi anak terhadap ibu baik (positif).
Disiplin.
Tertutup terhadap dunia luar.
Peran ibu jelas.
2.      Gambar pohon
-       Dahan yang digambar ke kanan semua.




-       Jumlah satu.
-    Religius sangat mempengaruhi dirinya.
-    Nalurinya peka dan ditujukan kepada hal-hal yang religius.
-    Peran ayah jelas.
3.      Gambar orang
-   Orang bersantai di halaman.


-   Jumlah satu
Keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.
Peran diri sendiri jelas.

2.      Hasil Observasi HTP
Tes dilakukan hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 pukul 16.24 WIB hingga pukul 16.50 WIB. Subjek mulai menggambar pohon, bunga, rumah, lalu orang yang bersantai pada sebuah kursi. Subjek juga terlihat menggunakan penghapus yang disediakan tester di depan subjek. Subjek menghapus pada bagian pagar. Selain itu, subjek juga terlihat seringkali membalik-balikkan posisi kertasnya. Subjek terlihat sangat santai dalam menggambar, hal ini tampak dari perilaku subjek yang tidak banyak bergerak dan gerak tubuhnya santai.. Subjek menggambar dalam waktu sekitar 26 menit.

3.      Kesimpulan tes HTP
Subjek diduga memiliki kecerdasan yang cukup baik. Peran diri subjek sendiri dalam keluarga diduga cukup jelas.
Dalam kehidupan sehari-hari subjek terdapat dugaan bahwa subjek memiliki emosi yang baik. Selain itu subjek juga diduga memiliki peranan yang baik dalam keluarga.
Dalam hal berelasi dengan orang lain subjek cenderung tertutup terhadap dunia luar. Subjek diduga adalah seorang tidak mudah membuka diri pada orang lain.
Harmonisasi keluarga subjek diduga baik. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas. Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik sehingga anak sadar akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, anak juga diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.



D.    KESIMPULAN UMUM TES GRAFIS
Subjek diduga adalah seorang yang memiliki tingkat intelektualitas yang baik. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk mampu mengadaptasi hal-hal yang nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif. Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang efektif.  Kelebihan lain yang diduga dimiliki subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh pada kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Selain itu, subjek juga memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego yang dimiliki subjek. Di sisi lain, dominansi superego subjek diduga juga berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik. Subjek juga diduga memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga memiliki orientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan untuk tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek diduga memiliki bakat dekoratif yang baik.
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Selain itu, subjek juga diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma. Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk mudah tersinggung, tertekan, dan mengagumi diri sendiri. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam dalam kondisi emosionalnya.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga mudah terpengaruh. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun. Subjek juga diduga memiliki sikap kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya sendiri. Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Keluarga subjek diduga harmonis. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas. Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik, sehingga anak sadar akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.



BAB III
HASIL TES WARTEGG

  1. PROFIL
Berdasarkan  profil hasil tes Wartegg subjek, menunjukkan bahwa aspek yang paling tinggi dalam diri subjek adalah activity. Aspek yang juga cukup tinggi pada diri subjek yaitu imagination. Selanjutnya aspek dalam diri subjek yang lemah adalah emotion dan yang paling lemah yaitu intellect.
Dalam aspek emotion, subjek cenderung memiliki emotion yang open, yang berarti subjek adalah seseorang ekstravert. Hal ini terlihat dari sikap subjek yang memiliki orientasi ke dunia luar dan mudah berelasi sosial. Hal ini disebabkan oleh subjek yang ramah, periang, dan easy-going sehingga mudah menyesuaikan diri.  Dengan demikian subjek merasa bebas dari tekanan dan mampu memperhatikan dengan luas. Namun ada kecenderungan pula subjek untuk menjadi fluktuatif dan kurang mendalam secara afeksional dalam berelasi dengan sosial.
Subjek cenderung memiliki imagination yang mengarah pada creative. Hal ini berarti subjek adalah seseorang yang memiliki kontak yang longgar dengan realita. Namun di sisi lain, subjek memandang bahwa dengan beraktifitas, subjek akan memiliki nilai yang lebih.    
Pada aspek intellect, subjek cenderung memiliki intellect yang speculative, yang berarti subjek adalah pribadi yang mampu untuk berpikir abstrak atau teoritis. Selain itu, subjek memiliki orientasi pada prinsip-prinsip fakta dan penjelasan dari hal yang tampak. Subjek juga memiliki kemampuan untuk memahami teori-teori.
Dalam aspek activity, subjek cenderung memiliki activity yang controlled. Hal ini berarti subjek adalah seseorang memiliki perhatian terkonsentrasi. Subjek akan merencanakan terlebih dahulu sebelum bertindak dan merenungkan sesudahnya. Hal ini membuat subjek bertindak dengan hati-hati dan mengontrol perilakunya. Karena dikontrol, maka keputusan subjek menjadi tepat. Perilaku subjek juga cenderung konsisten dan seragam. Namun di sisi lain ada dugaan perilaku subjek menjadi terbatas.

  1. ANALISIS PROFIL
Dalam aspek activity, subjek cenderung memiliki activity yang mengarah pada sifat controlled. Hal ini disumbang paling besar oleh kriteria carefulness, yang berarti subjek adalah seorang yang ingin serba sempurna. Hal ini diduga karena adanya sikap semangat, teliti, dan hati-hati dari subjek. Namun di sisi lain ada kemungkinan juga subjek untuk menjadi kompulsif dan kurang toleran.
Kecenderungan aspek emotion yang mengarah pada sifat open disumbang paling besar oleh kriteria curve. Hal ini berarti subjek adalah seseorang yang memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal ini dikarenakan subjek mampu menyesuaikan diri dengan baik dan subjek memiliki fleksibilitas. Subjek juga seseorang yang menekankan pada emosionalitas dalam berelasi dengan orang lain.
Dalam aspek imagination, subjek cenderung memiliki imagination yang  mengarah pada sifat creative. Sifat ini disumbang paling besar oleh kriteria originality. Hal ini berarti subjek memiliki kemampuan yang serba bisa dan kreatif. Hal ini juga dipengaruhi oleh kekayaan intelektualitas yang dimiliki subjek.
Kecenderungan aspek intellect yang mengarah pada sifat speculative disumbang paling besar oleh kriteria organization. Hal ini berarti subjek merupakan seorang yang memiliki kapasitas intelegensi untuk perencanaan yang logis.

  1. INTERPRETASI NON SCORED CRITERIA
1.      Garis: Kontinuitas, Intensitas, dan Pengulangan Garis
Dalam melengkapi gambar untuk stimulus di tes Wartegg, subjek cenderung menggunakan garis lurus daripada garis lengkung. Garis lurus yang tampak disertai dengan form level yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki kecenderunagn ke arah kompulsif dan ketidakluwesan. Selain itu, intensitas dalam gambar subjek cenderung lunak dengan form level yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mampu untuk menggunakan energi dasarnya secara produktif. Selain itu, dapat dilihat bahwa tingkat intelektual dan kekuatan kendali yang dimiliki subjek juga bekerja secara positif, yakni dalam arti mendisiplinkan bukan menghambat. Selain itu, garis dalam gambar subjek menunjukkan adanya kontinuitas dengan form level yang tinggi. Hal ini  menunjukkan bahwa subjek memiliki koordinasi psikomotor yang sangat baik. Hal ini karena kendali perhatian subjek juga mudah dan efektif. Sehingga subjek menjadi tidak terhambat. Intensitas garis gambar subjek termasuk intensitas lunak. Hal ini terlihat pada hampir semua gambar subjek.

2.      Komposisi Konteks dan Isolasi
Berdasarkan gambar tes Wartegg subjek, dapat dilihat bahwa subjek cenderung mengarah pada komposisi isolasi. Sebagian besar stimulus yang digambar subjek cenderung digambar sendiri, tanpa unsur-unsur lain di sekelilingnya yang mampu memberikan realitas pada gambar yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan subjek dengan dunia luar terbatas pada hal-hal yang sempit. Hal ini karena subjek diduga kurang mampu melihat keberagaman dan warna realitas. Selain itu ada dugaan subjek kurang menerima kehangatan dan kegairahan yang ditawarkan oleh kehidupan. Namun di sisi lain subjek mungkin saja bersikap apa adanya, mampu untuk berkonsentrasi sehingga melihat sesuatu dengan jelas dan sederhana. Selain itu subjek juga diduga merupakan seorang yang tidak rewel, namun diduga cenderung tidak peduli pada hal sepele, dan tidak sentimen terhadap hal konvensional.

3.      Variasi Konten Gambar
Dari delapan stimulus yang digambar oleh subjek menunjukkan bahwa gambar yang dibuat subjek memiliki variasi kurang beragam. Pada gambar subjek, dapat dilihat beberapa gambar seperti gambar permainan lompat-lompat, gambar orang, dan gambar balon. Selain itu terdapat pula gambar lampu, gambar orang sedang mengantri menyaksikan sirkus, gambar orang sedang bermain tembak-tembak, gambar petunjuk jalan, serta gambar pelangi. Banyak gambar manusia yang digambar subjek. Kurangnya variasi yang ditunjukkan dalam gambar yang dibuat subjek mengindikasikan bahwa subjek memiliki intelektualitas yang kurang fleksibel. Minat subjek juga kurang beragam. Hal ini membuat subjek menjadi kurang mudah berekspresi dan tidak senang berkreasi dan didukung pula oleh emosi dan kemampuan beradaptasi subjek yang kurang fleksibel.
  1. INTERPRETASI LAIN – LAIN
1.      Arti Gambar
a.  Gambar stimulus 1 mempunyai judul : Permainan lompat-lompat
b.  Gambar stimulus 2 mempunyai judul : Orang
c.  Gambar stimulus 3 mempunyai judul : Balon
d. Gambar stimulus 4 mempunyai judul : Lampu penerang
e. Gambar stimulus 5 mempunyai judul : Lagi antri menyaksikan sirkus
f.   Gambar stimulus 6 mempunyai judul : Lagi bermain tembak-tembak
g.  Gambar stimulus 7 mempunyai judul : Petunjuk jalan
h. Gambar stimulus 8 mempunyai judul : Pelangi

2.      Keunikan Keseluruhan
Dari delapan stimulus yang direspon, subjek memiliki keunikan melakukan respon yang cukup hati-hati. Dapat dilihat dalam setiap gambar bahwa subjek membuat detail gambar yang cukup banyak. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki koordinasi psikomotor yang baik dan perhatian yang terjaga. Hal lain yang dapat dilihat dari kehati-hatian tersebut adalah subjek memiliki sifat yang teliti, semangat, terpercaya, dan waspada. Selain itu subjek juga memiliki tingkat aspirasi yang tinggi, penghargaan terhadap kualitas, rasa kompetisi yang sehat, dan perkembangan fungsi kontrol yang baik. Akan tetapi di sisi lain, subjek memiliki kecenderungan untuk terlalu hati-hati, kompulsif, ingin serba sempurna, dan tidak toleran.   

3.    Urutan Pengerjaan
Dalam mengerjakan tes Wartegg, subjek memulai gambarnya dengan melengkapi stimulus pada nomor delapan. Selanjutnya subjek memilih melengkapi gambar pada stimulus nomor tiga, dua, lima, enam, empat, dan satu. Subjek memilih melengkapi gambar pada stimulus nomor tujuh sebagai gambar terakhirnya. Pada tes ini, subjek melengkapi gambar yang diberikan secara tidak berurutan dan tidak mengikuti urutan-urutan kotak yang tersedia karena dibebaskan untuk menentukan mana kotak yang dikerjakan terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa subjek adalah orang yang luwes dan fleksibel.

4.      Waktu Pengerjaan
Pelaksanaan tes Wartegg dimulai pada pukul 16.52 WIB. Subjek membutuhkan waktu 16 menit untuk menyelesaikan gambarnya. Tes berakhir pada pukul 17.08 WIB. Dalam menggambar, subjek seringkali kali melakukan hapusan. Subjek juga cenderung terdiam lebih dahulu sebelum menggambar sesuatu. Waktu yang dibutuhkan subjek dalam menggambar juga relatif cepat. Hasil gambar subjek secara keseluruhan juga baik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki vitalitas, spontanitas, kekayaan emosional dan kemampuan untuk mengekspresikan yang baik. 

  1. INTERPRETASI SDR
Dari hasil SDR yang diperoleh subjek, kualitas stimulus yang dimiliki subjek tidak bisa ditentukan. Hal ini disebabkan karena jumlah afinitas dan insensibilitas yang dimiliki subjek seimbang. Hal ini dapat dilihat dari afinitas stimulus sederhana, stimulus lurus, stimulus lengkung, stimulus dinamis, dan stimulus statis. Sedangkan insensibilitas subjek terhadap kualitas stimulus dapat dilihat pada stimulus organik, stimulus kompleks, stimulus lepas, stimulus kecil, dan stimulus besar. Subjek juga memiliki kualitas stimulus yang menunjukkan afinitas serta insensibilitas yaitu pada stimulus mekanik dan stimulus orientasi.
Pada kategori afinitas, kualitas stimulus subjek dapat dilihat melalui stimulus sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap santai yang alami. Hal ini berpengaruh pada kecerahan pikiran yang juga dimiliki subjek. Kualitas stimulus afinitas berikutnya ditunjukkan melalui stimulus lurus yang berarti subjek memiliki predominansi fungsi-fungsi intelektual dan kehendak. Hal ini berpengaruh pada keteguhan dan kesungguhan subjek dalam mengerjakan suatu tugas. Kualitas stimulus lengkung juga mengarah pada afinitas yang berarti subjek termasuk orang yang memiliki afektifitas, kesimpatikan, dan juga keluwesan yang baik. Hal ini berpengaruh pada kelancaran subjek dalam hubungan dengan kehidupannya. Stimulus berikutnya yang menunjukkan kualitas afinitas adalah stimulus dinamis yang berarti subjek memiliki kewaspadaan, ambisi, dan sikap kompetitif. Tetapi di sisi lain, subjek juga memiliki kecenderungan untuk nekad dan memiliki tendensi untuk menguasai. Stimulus berikutnya yang menunjukkan kualitas afinitas adalah stimulus statis yang berarti subjek memiliki konsistensi dalam menjalani aktivitasnya. Hal ini berpengaruh pada afinitas subjek pada realitas nyata.
Kualitas stimulus organik yang diperoleh subjek merupakan kategori insensibilitas. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki defisiensi emosional yang rendah. Hal ini berpengaruh pada sikap subjek untuk menjauhi kehidupan. Hal ini juga sejalan dengan kualitas stimulus kompleks yang mengarah pada insensibilitas yang berarti subjek adalah seorang yang memiliki aktivitas yang rendah. Hal ini membuat subjek kehilangan dinamisme yang sebenarnya ada dalam dirinya. Kualitas stimulus lepas yang diperoleh subjek juga merupakan kategori insensibilitas. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki keterbatasan dan kekakuan dalam dirinya. Stimulus berikutnya yang menunjukkan kualitas insensibilitas adalah stimulus kecil. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap bebal. Hal ini berpengaruh pada tindakan subjek yang cenderung serampangan dan keengganan subjek pada sesuatu yang remeh. Selain itu, subjek juga memiliki ketidakmampuan dalam pengamatan. Kualitas stimulus besar juga masuk dalam kategori insensibilitas. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki indikator problem. Hal ini berpengaruh pada hambatan subjek dalam perkembangannya. Hal tersebut disebabkan karena subjek seringkali merepresi permasalahannya.
 Dalam kategori afinitas serta insensibilitas, kualitas stimulus subjek dapat dilihat melalui stimulus mekanik dan orientasi. Hal ini berarti subjek adalah orang yang lugu, memiliki dorongan vital yang kuat, memiliki keyakinan diri, dan memiliki kobaran semangat. Selain itu, subjek juga menunjukkan kepribadian yang maskulin. Namun di sisi lain, subjek juga mempunyai sikap rewel yang tidak realistik. Hal inilah yang membuat subjek memiliki tendensi emosional atau estetik yang berlebihan. Selain itu, subjek juga memiliki asertivitas diri yang lemah. Hal ini nampak dari insensibilitas subjek.



BAB IV
KESIMPULAN TES GRAFIS DAN WARTEGG

Subjek diduga adalah seorang yang memiliki tingkat intelektualitas yang baik. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk mampu mengadaptasi hal-hal yang nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif. Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang efektif.  Kelebihan lain yang diduga dimiliki subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh pada kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Selain itu, subjek juga memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego yang dimiliki subjek. Di sisi lain, dominansi superego subjek diduga juga berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik. Subjek juga diduga memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga memiliki orientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan untuk tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek diduga memiliki bakat dekoratif yang baik. Ada juga dugaan bahwa subjek memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak atau teoritis. Hal ini diduga mempengaruhi orientasi subjek pada prinsip-prinsip fakta dan penjelasan dari hal yang tampak. Di sisi lain, subjek diduga memiliki perhatian terkonsentrasi. Subjek diduga akan merencanakan terlebih dahulu sebelum bertindak dan merenungkan sesudahnya. Hal ini diduga membuat subjek bertindak dengan hati-hati dan mengontrol perilakunya. Ada juga dugaan bahwa subjek adalah seorang yang ingin serba sempurna. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh sikap semangat, teliti, dan hati-hati yang dimiliki subjek. Di sisi lain, ada kemungkinan juga bahwa subjek bisa menjadi kompulsif dan kurang toleran. Dapat juga dilihat, bahwa subjek diduga memiliki kemampuan yang serba bisa dan kreatif. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kekayaan intelektualitas yang dimiliki subjek. Selain itu, subjek diduga merupakan seorang yang memiliki kapasitas intelegensi untuk perencanaan yang logis. Dalam mengerjakan suatu tugas, subjek diduga memiliki ketekunan yang cukup baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian, semangat, dan kehati-hatian tinggi yang dimiliki subjek. Ada juga dugaan bahwa subjek memiliki keteguhan dan kesungguhan dalam mengerjakan tugas. Selain itu, subjek diduga juga memiliki vitalitas, spontanitas, kekayaan emosional, dan kemampuan untuk mengekspresikan yang baik. Di sisi lain, subjek juga memiliki sikap santai yang alami. Hal ini berpengaruh pada kecerahan pikiran yang diduga dimiliki subjek. Selain itu, diduga subjek juga memiliki afektifitas, kesimpatikan, dan juga keluwesan yang baik. Hal ini berpengaruh pada kelancaran subjek dalam hubungan dengan kehidupannya. Tetapi di sisi lain, subjek diduga memiliki kewaspadaan, ambisi, dan sikap kompetitif. Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk nekad dan tendensi untuk menguasai.    
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Selain itu, subjek juga diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma. Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk mudah tersinggung, tertekan, dan mengagumi diri sendiri. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam dalam kondisi emosionalnya. Subjek diduga juga memiliki defisiensi emosional yang rendah. Hal ini diduga berpengaruh pada sikap subjek untuk menjauhi kehidupan. Selain itu, diduga subjek juga memiliki keterbatasan dan kekakuan di dalam dirinya. Subjek juga diduga memiliki sikap bebal. Hal ini berpengaruh pada tindakan subjek yang cenderung serampangan dan enggan pada sesuatu yang remeh. Subjek diduga juga memiliki hambatan dalam perkembangannya. Hal ini diduga disebabkan karena subjek seringkali merepresi permasalahannya. Di sisi lain, subjek diduga juga mempunyai sikap rewel dan tidak realistik. Hal ini diduga menyebabkan subjek memiliki tendensi emosional atau estetik yang berlebihan.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga mudah terpengaruh. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun. Subjek juga diduga memiliki sikap kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya sendiri. Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk menjadi fluktuatif dan kurang mendalam secara afeksional dalam berelasi sosial. Selain itu, subjek diduga memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal ini diduga karena subjek mampu menyesuaikan diri dengan baik dan subjek memiliki fleksibilitas. Subjek diduga juga seseorang yang menekankan pada emosionalitas dalam berelasi dengan orang lain. Subjek diduga juga merupakan orang yang luwes dan fleksibel terhadap orang lain.
Keluarga subjek diduga harmonis. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas. Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik, sehingga anak sadar akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.
  


BAB V
DINAMIKA PSIKOLOGIS

Subjek diduga adalah seorang yang memiliki tingkat intelektualitas yang baik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang subjek bahwa dirinya selalu mendapat ranking sejak kelas 6 SD sampai dengan SMP. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk mampu mengadaptasi hal-hal yang nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif. Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang subjek bahwa subjek memiliki cita-cita untuk menjadi seorang psikolog yang sukses, membahagiakan semua orang, dan memiliki jodoh yang takut akan Tuhan. Kelebihan lain yang diduga dimiliki subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh pada kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya akan memperoleh hasil yang memuaskan di dalam perkuliahan. Selain itu, subjek juga memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego yang dimiliki subjek. Di sisi lain, dominansi superego subjek diduga juga berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari motto hidup subjek yang diambil dari salah satu ayat Alkitab 1 Timotius 4 : 12. Subjek juga diduga memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga memiliki orientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan untuk tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek diduga memiliki bakat dekoratif yang baik. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya memiliki kelebihan dalam menggambar. Ada juga dugaan bahwa subjek memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak atau teoritis. Hal ini diduga mempengaruhi orientasi subjek pada prinsip-prinsip fakta dan penjelasan dari hal yang tampak. Di sisi lain, subjek diduga memiliki perhatian terkonsentrasi. Subjek diduga akan merencanakan terlebih dahulu sebelum bertindak dan merenungkan sesudahnya. Terbukti dari peryataan subjek bahwa dirinya sering membuat rencana ketika mengawali mengerjakan tugas. Hal ini diduga membuat subjek bertindak dengan hati-hati dan mengontrol perilakunya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya memiliki kelebihan dalam mengatur keuangannya sendiri. Ada juga dugaan bahwa subjek adalah seorang yang ingin serba sempurna. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh sikap semangat, teliti, dan hati-hati yang dimiliki subjek. Di sisi lain, ada kemungkinan juga bahwa subjek bisa menjadi kompulsif dan kurang toleran. Dapat juga dilihat, bahwa subjek diduga memiliki kemampuan yang serba bisa dan kreatif. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kekayaan intelektualitas yang dimiliki subjek. Selain itu, subjek diduga merupakan seorang yang memiliki kapasitas intelegensi untuk perencanaan yang logis. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan subjek yang tidak menyukai sesuatu yang tidak logis atau berbelit-belit, “Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak.” Dalam mengerjakan suatu tugas, subjek diduga memiliki ketekunan yang cukup baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat ketelitian, semangat, dan kehati-hatian tinggi yang dimiliki subjek. Ada juga dugaan bahwa subjek memiliki keteguhan dan kesungguhan dalam mengerjakan tugas. Selain itu, subjek diduga juga memiliki vitalitas, spontanitas, kekayaan emosional, dan kemampuan untuk mengekspresikan yang baik. Di sisi lain, subjek juga memiliki sikap santai yang alami. Hal ini berpengaruh pada kecerahan pikiran yang diduga dimiliki subjek. Selain itu, diduga subjek juga memiliki afektifitas, kesimpatikan, dan juga keluwesan yang baik. Hal ini berpengaruh pada kelancaran subjek dalam hubungan dengan kehidupannya. Tetapi di sisi lain, subjek diduga memiliki kewaspadaan, ambisi, dan sikap kompetitif. Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk nekad dan tendensi untuk menguasai.   
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Hal ini didukung dengan pernyataan subjek bahwa dirinya adalah orang yang pendiam. Selain itu, subjek juga diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma. Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk mudah tersinggung, tertekan, dan mengagumi diri sendiri. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam dalam kondisi emosionalnya. Subjek diduga juga memiliki defisiensi emosional yang rendah. Hal ini diduga berpengaruh pada sikap subjek untuk menjauhi kehidupan. Selain itu, diduga subjek juga memiliki keterbatasan dan kekakuan di dalam dirinya. Subjek juga diduga memiliki sikap bebal. Hal ini berpengaruh pada tindakan subjek yang cenderung serampangan dan enggan pada sesuatu yang remeh. Subjek diduga juga memiliki hambatan dalam perkembangannya. Hal ini diduga disebabkan karena subjek seringkali merepresi permasalahannya. Di sisi lain, subjek diduga juga mempunyai sikap rewel dan tidak realistik. Hal ini diduga menyebabkan subjek memiliki tendensi emosional atau estetik yang berlebihan.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga mudah terpengaruh. Hal ini dibuktikan dengan peryataan subjek bahwa dirinya tidak memilih dalam berteman. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun. Subjek juga diduga memiliki sikap kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya sendiri. Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk menjadi fluktuatif dan kurang mendalam secara afeksional dalam berelasi sosial. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan subjek bahwa perilakunya bisa berubah jika dihadapkan pada situasi tertentu. Selain itu, subjek diduga memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal ini diduga karena subjek mampu menyesuaikan diri dengan baik dan subjek memiliki fleksibilitas. Subjek diduga juga seseorang yang menekankan pada emosionalitas dalam berelasi dengan orang lain. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya tidak akan membiarkan kesalahpahaman antara dirinya dengan temannya berlarut-larut. Subjek secara langsung akan mengajak bicara temannya dan menjelaskan secara perlahan. Subjek juga menambahkan walaupun bersalah atau tidak bersalah dirinya akan tetap meminta maaf. Selain itu, subjek diduga juga merupakan orang yang luwes dan fleksibel terhadap orang lain.
Keluarga subjek diduga harmonis. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa ibunya adalah orang yang sangat spesial dan pengertian terhadap subjek. Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik, sehingga anak sadar akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar