RANCANGAN PROGRAM MODIFIKASI
PERILAKU
A. Penyusun
Anggota : Catharina Chandra (109114083)
Yohanes Widiarso
Wicaksono Sardju (119114033)
Silvester Kalpika
Narantaka (119114035)
B. Data Kasus
- Identitas Subjek
- Nama :
SKN
- Jenis kelamin & usia : Laki-laki, 21 tahun
- Pendidikan :
Mahasiswa
- Permasalahan : Subjek memiliki
phobia terhadap badut. Setiap
kali subjek melihat badut, subjek cenderung menghindar. Badut yang
dimaksud adalah badut yang memakai rambut palsu (wig) dan dirias putih
dengan riasan bibir yang melebar di wajahnya. Selain itu subjek juga takut
pada baju khas badut, perut dan pinggang yang besar khas badut. Pada
awalnya subjek merasa takut pada badut (clown) yang dideskripsikan di
atas, akan tetapi lambat laun subjek juga menjadi takut terhadap manusia
berkostum lainnya seperti badut Spongebob, Ronald Mc. Donald, dan lainnya.
C.
Data Awal
1. Tipe Data :
·
Latensi
è Karena kami ingin melihat seberapa cepat subjek merespon sumber
ketakutannya (badut).
·
Magnitude
è Karena kami ingin melihat seberapa kuat intensitas ketakutan subjek
terhadap sumber ketakutannya.
2.
Metode Pengambilan Data
·
Observasi Langsung
è Menggunakan naratif sampling.
·
Observasi Tidak Langsung
è Self report (dengan menyajikan skala rating yang mengukur ketakutan
kepada subjek).
3. Analisis
Fungsional :
a.
Anteseden (A)
·
Badut melambaikan tangan
·
Badut melihat ke arah subjek
·
Subjek berfikir bahwa badut adalah ancaman
b.
Perilaku (B)
·
Subjek memalingkan muka
·
Subjek memundurkan badan
·
Subjek mengubah arah jalan
·
Subjek merasa takut
c.
Konsekuensi (C)
Teman subjek memperbolehkan
subjek menghindari badut.
D. Rancangan Program
1.
Perilaku yang ingin dicapai :
Subjek mampu
berinteraksi langsung jarak dekat selama 5 menit
2.
Tujuan Program
a.
Tujuan Umum (outcome goal) :
Meningkatkan
keberanian bertemu badut
b.
Tujuan Khusus (behavioral
goal) :
·
Berani untuk melihat dan berinteraksi dengan badut dari jarak
dekat,
Sub-goal
1.
Berani melihat badut dalam
jarak 20 meter selama 5 menit dalam waktu 1 kali pertemuan dalam 1 minggu.
2.
Berani melihat badut dalam
jarak 15 meter selama 5 menit dalam waktu 1 kali pertemuan dalam 1 minggu.
3.
Berani melihat badut dalam
jarak 10 meter selama 5 menit dalam waktu 1 kali pertemuan dalam 1 minggu.
4.
Berani melihat badut dalam
jarak 5 meter selama 5 menit dalam waktu 1 kali pertemuan dalam 1 minggu.
5.
Berani berinteraksi dengan
badut selama 5 menit dalam waktu 1 kali pertemuan dalam 1 minggu.
- Pengelolaan Anteseden dan Konsekuensi
Systematic desensitization. Hal yang perlu dilakukan adalah:
a.
Asesmen stimulus yang
menghasilkan respon
·
Menaiki
tangga
·
Menuruni
jalan turunan
·
Berada di
tepi lantai bertingkat
·
Berada di
atas lantai kaca
·
Menuruni
gunung
b.
Asesmen respon dari sumber
(stimulus)
c.
Membuat hierarki stimulus
(kecemasan)
.
Berada pada
tepi lantai gedung dua lantai 5 %
i.
Berada pada
tepi lantai gedung tiga lantai 10%
ii.
Berada pada
tepi lantai gedung empat lantai 15%
iii.
Berada pada
tepi lantai gedung lima lantai 20%
iv.
Menaiki
tangga untuk mengganti lampu 40%
v.
Menuruni
jalan tanjakan 50%
vi.
Berada di
gedung dengan lantai kaca 70 %
vii.
Menuruni
gunung 85 %
viii.
Berada di puncak
gunung 90 %
ix.
Berada di
tepi jurang 90 %
d.
Mengajari subjek untuk
rileksasi
e.
Menceritakan
sebuah cerita berdasarkan hirarki kecemasan subjek. Namun metode ini
dicampurkan dengan metode in vivo, yakni berada pada tempat yang sesungguhnya.
Namun diperlukan pendampingan oleh sang terapis agar dapat mengatasi kecemasan
yang dialami subjek dengan memberikan relaksasi. Subjek diminta untuk memberi
tanda kepada terapis apabila mengalami kecemasan
f.
Ketika subjek merasa cemas,
dilakukan rileksasi sampai kecemasan menghilang. Lalu dilanjutikan dengan menceritakan ataupun melakukan kembali pada tahap terakhir subjek merasa cemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar